Memaknai Kehidupan Dari Jurnal
Perjalanan Fiersa Besari
Oleh: Windy A. Alicia Putri
Fiersa
Besari dikenal sebagai seorang musisi asal Bandung yang pertama kali merilis albumnya pada tahun
2012. Album yang dinamai 11:11 tersebut mampu menarik perhatian masyarakat
hingga cetakan fisiknya habis terjual. Lagu-lagu Fiersa selain terkenal dengan
ciri khas gitar akustiknya juga punya keunikan lain: tidak memuat kata cinta
secara gamblang dalam lirik-liriknya. Layaknya surat Al-Ikhlas yang dalam
ayat-ayatnya tidak ditemukan kata Ikhlas. Mengapa demikian? Sebab menurut
Fiersa, cinta tidak saja diucapkan, tetapi juga perlu dibuktikan. Dan dalam
sebuah lagu, cinta dapat diungkapkan dalam beragam cara lainnya.
Selain
sebagai musisi, Fiersa juga menekuni dunia tulis menulis. Sampai saat ini,
sudah ada dua karyanya yang dapat ditemukan di berbagai toko buku, yaitu Garis
Waktu dan Konspirasi Alam Semesta. Ia memang memiliki latar belakang sastra
yang mungkin sedikit banyak berpengaruh pada setiap karya tulisnya: sastrawi.
Namun, karya-karyanya tidak hanya sekadar indah dibaca tapi juga sarat makna.
Setelah membaca karya Fiersa, pembaca akan menyadari bahwa si Fiersa ini
memiliki kacamata yang mampu melihat dunia dengan sudut pandang lebah,
bijaksana dan dewasa. Selalu melihat bunga meskipun di tempat yang dipenuhi
sampah.
Tentu,
pola berpikir yang seterbuka itu ada sebabnya. Apa? Pengalaman. Fiersa ini
seorang petualang yang pernah menjelajah Indonesia selama kurang lebih tujuh
bulan. Bertemu dengan beragam jenis orang, berhadapan dengan berbagai masalah,
dan menatap kehidupan dari pelbagai
sudut pandang. Beberapa waktu yang lalu, Fiersa dan dua orang kawannya kembali
berpetualang selama sebulan penuh dan kisah mereka terekam dalam postingan
video “Sebuah Jurnal Perjalanan” yang hingga kini sudah diunggah sampai jumlah
ke-tiga.
Dan
melalui tulisan singkat ini, akan sedikit diulas perjalanan Fiersa tersebut
beserta nilai-nilai yang dapat diambil darinya.
Sebuah Jurnal #1 – Berkarya Sambil
Berkelana
Ini
adalah video pertama yang mengabadikan perjalanan Fiersa dan kedua kawannya
dalam melakukan perjalanan ke berbagai destinasi sembari berkarya. Sejak awal
pengembaraan ini memang dikemas dalam bentuk projek untuk menghasilkan karya.
Dalam praktiknya, membuat karya di luar ruangan bukanlah hal mudah, pun
demikian Fiersa dan kawan-kawan dihadapkan pada dinding-dinding keterbatasan.
Namun mereka tetap berjuang, baik dengan cara merobohkan tembok keterbatasan
tersebut atau melewatinya dengan cara merangkak ke atas. Poinnya, mereka tetap
mampu berkomitmen pada tujuan awal yakni berkarya. Dan hikmah yang bisa didapat
dari video ini adalah kita pun harus demikian, tidak peduli betapa kokoh tembok
keterbatasan itu terbangun, semangat perjuangan harus lebih kokoh lagi untuk
dapat merobohkannya. Khsususnya dalam berkarya, tidak peduli setinggi apa
tembok keterbatasan itu menghadang, ingat saja pasti ada cara untuk
melewatinya.
Sebuah Jurnal #2 – Realitas Dunia
Maya
“Dan
ingat sehabis perjalanan, jangan cuma membagikan video dan foto keren di akun medsosmu, tapi
juga bagikan pengetahuan, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama perjalanan.
Supaya akun medsos kita tidak saja dijadikan bahan pamer tapi juga sebagai
media edukasi”
Petualangan kembali
dilanjutkan dan di video kedua ini Fiersa membagikan kisahnya berkelana di kota
yang (mungkin) kita tinggali sekarang, yaitu Malang. Nyatanya beberapa waktu
lalu Fiersa dan kawan-kawan sempat singgah di Malang selama beberapa saat. Di
waktu yang tanpa sadar mungkin salah satu dari kita bisa jadi berpapasan
dengannya di suatu tempat dan tak menyadari. Alam semesta berkonspirasi seperti
itu.
Pada perjalanan ini,
ragam masalah masih menghampiri. Namun, alam semesta telah menunjukkan
kebaikannya dengan mengulurkan tangan. Tidak, alam semesta tidak bekerja
sendirian dan tidak ada kebetulan. Ada upaya yang turut menghadirkannya yakni
membangun jaringan. Banyak cara untuk meluaskan jaring pertemanan, salah
satunya melalui media sosial. Fiersa dan kawan-kawan memanfaatkan salah satu
fungsi media sosial yaitu interaksi virtual. Interaksi yang pada akhirnya
mendatangkan bala bantuan. Dan ya, media sosial sangat membantu mereka, mulai
dari masalah akomodasi hingga transportasi.
Melalui video kedua ini
Fiersa mengajarkan bahwa media sosial tidak selalu membawa dampak negatif.
Media sosial juga punya sisi positif dan bermanfaat selama digunakan dengan
baik. Dan bagian pentingnya adalah jangan hanya gunakan media sosial sebagai
ajang pamer pencapaian, tapi juga gunakan untuk menyebar kebermanfaatan.
Sebuah
Jurnal #3 – Hidup Adalah Improvisasi
Destinasi berikutnya
dalam rangkaian pengembaraan ini masih di pulau Jawa, jika penasaran silakan
tonton videonya saja. Kali ini Fiersa dan kawan-kawan melakukan petualangan ke
beragam tempat pada salah satu kota di penghujung timur pulau Jawa, dan
tentunya masih seraya menghasilkan karya. Di balik setiap perjalanan pasti ada
pembelajaran yang dapat diambil, apalagi jika menjelajah alam. Seringnya
eksplorasi alam mengajarkan kita untuk selalu bersyukur bahwa sungguh indah
ciptaan-Nya. Dan selalu bersyukur kita mampu menikmatinya.
Pun demikian, perlu
untuk bersyukur ketika alam semesta memiliki kejutan-kejutan yang tidak
diinginkan. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan-lah yang pada akhirnya menentukan.
Seringkali rencana berjalan tidak sesuai harapan bahkan berpeluang hanya
menjadi sebuah wacana. Ketika pada akhirnya hidup menyadarkan bahwa realita
tidak seindah angan, bukan berarti itu waktunya untuk menyerah. Justru saat
itulah perlu improvisasi, sebab dengan begitu manusia akan selalu belajar
ikhlas dan mensyukuri segala sesuatunya.
Pengalaman memang selalu menjadi guru terbaik, tapi guru
yang paling baik adalah belajar dari pengalaman orang lain. Melalui tiga
videonya, Fiersa menunjukkan bahwa salah satu cara mendewasakan pikiran adalah
dengan berpetualang. Dan dari cara bagaimana Fiersa menceritakan kisahnya,
terlihat jelas bahwa dia punya wawasan yang tidak sederhana. Lihat saja
video-videonya, dan jika ada yang merasa perlu bertemu pribadinya secara nyata,
silakan mendatangi Talkshow bersama
Fiersa Besari pada tanggal 13 Oktober 2017 bertempat di Graha Sasana Budaya UM,
info lebih lengkap ada di bawah ini:
No comments:
Post a Comment